Watch Out! Si Pembuat Onar
by Thea Samala
Diterbitkan 2020
Disunting oleh Maylia E. Sutarto dan Farah
Novella, 70 halaman
dalam Bahasa Indonesia
ISBN: 978-623-7716-17-4
-
Joella adalah seorang murid SMP yang dikenal sangat jail dan suka membuat masalah. Ketika suatu hari, seorang Kepala Sekolah baru yang bernama Pak Wilson tiba di sekolahnya. Sebagai Troublemaker, Joella langsung menjailinya ketika sekolah mulai, tetapi Pak Wilson bukan guru biasa. Dia juga memiliki rencana yang akan menghilangkan semua yang Joella cintai tentang sekolah. Apa yang akan Joella lakukan? Apa dia akan berhasil? Apa dia bisa mengubah reputasinya sebagai Troublemaker menjadi seorang Pahlawan?
Ikutilah perjalanan Joella menjadi orang yang lebih baik demi segala hal yang ia cintai, dalam novella ini, ditulis original oleh Thea Samala.
-
Joella masih tertidur nyenyak pagi itu meski sinar matahari sudah menerobos masuk ke kamarnya melalui tirai jendela yang tersingkap, sampai akhirnya terdengar suara kakeknya yang menggelegar membangunkan Joella dari tidurnya.
“Joella, bangun!” suara kakeknya terdengar berasal dari kamar sebelah. Ketika mendengar teriakan kakeknya Joella langsung terbangun sampai dia terjatuh dari kasurnya. Dia.
“Aduuuh, sakit.” Joella mengusap-usap kepalanya kesakitan, yang terantuk lantai. “Memangnya jam berapa sih, sekarang?” pikirnya sambil melihat ke jam dinding di kamarnya.
Mata Joella membulat kaget setelah melihat jam di dindingnya. Buru-buru Joella bangkit dari lantai dan segera mandi karena waktu sholat subuh hampir habis.
Setelah salam mengakhiri rakaat terakhir, merapikan sajadahnya, Joella tergesa mengganti pakaiannya dengan seragam sekolah. Jarum jam hampir bergeser menunjukkan pukul enam, Joella setengah berlari ke ruang makan dan menyantap sarapannya. Sambil mengunyah makanannya dia mengingat-ingat lagi barang bawaan yang harus dia bawa ke sekolah yang belum disiapkan. Selesai makan Joelaa mengemasi barang-barang bawaannya termasuk sebuah bola untuk dimainkan di sekolah, ke dalam sebuah tas tenteng besar.
“Kakek, Joella berangkat ya!” seru Joella berpamitan dari teras dan bergegas keluar dari pagar rumah.
“Iya, Nak!” ucap Kakek Don. Dia menatap cucunya, Joella, beranjak berjalan kaki meninggalkan rumah.
Ketika Joella tiba di kelas, ketua kelas mengumumkan hari ini semua siswa akan dikumpulkan di lapangan upacara setelah bel berbunyi. Sambil menunggu bel sekolah berdering, Joella dan teman-teman memutuskan untuk bermain bola terlebih dulu di lapangan. Beberapa saat kemudian, bel berdering dan disusul suara Bu Linda terdengar dari mikrofon sekolah. Seluruh murid diminta segera berkumpul karena upacara akan segera dimulai. Pagi itu, Bu Linda, Guru Bimbingan Kosultasi membuat pengumuman.
“Selamat pagi anak-anakku semuanya, kami mengumpulkan kalian semua untuk memberitahukan bahwa Pak Jim, Kepala Sekolah kita, tepat hari ini telah purna tugas. Beliau akan pensiun dari tugas memimpin kita semua di sekolah ini. Sebagai pengganti dari Pak Jim, kita mempunyai Kepala Sekolah baru, yaitu: Pak Wilson. Seperti halnya Pak Jim, Pak Wilson adalah salah satu Kepala Sekolah terbaik di Jakarta, maka kalian tetap akan berada di tangan pendidik terbaik yang tentu saja akan menghadirkan Pendidikan yang terbaik pula. Tepuk tangan yang meriah untuk Pak Jim dan Pak Wilson.” Seluruh murid bertepuk tangan ketika Pak Jim masuk ke lapangan ditemani oleh seorang laki-laki paruh baya yang berjalan dengan penuh wibawa.
Pak Jim dan Pak Wilson kemudian bergantian memberikan sambutan. Pak Jim sempat terlihat menitikkan air mata di tengah-tengah kata perpisahan yang diberikannya. Seluruh murid larut dalam suasana haru. Dan kemudian acara pisah kenal Kepala Sekolah ditutup oleh sambutan Pak Wilson dengan suara yang begitu berwibawa dan tegas.
Setelah itu murid-murid diperintahkan untuk kembali ke kelas masing-masing. Sebelum masuk ke kelas, teman-teman Joella yang tadi bermain bola membersihkan dulu sepatunya dari pasir di lapangan bola. Tetapi sayangnya tidak dengan Joella. Dia tidak membersihkan sepatunya terlebih dulu melainkan langsung masuk ke dalam kelas. Seiring langkah Joella berjalan, dari sepatunya berguguran butiran pasir yang begitu banyak hingga mengotori lantai kelas dari keramik putih.
Di waktu yang sama Pak Wilson menilik kelas Joella. Pak Wilson melihat Joella berjalan dan dari sepatunya berguguran pasir yang mengotori lantai. Wajah Pak Wilson langsung merah padam. Dia menghampiri Joella dan langsung memarahinya di depan semua murid.
“Kamu tidak lihat perbuatanmu?!” bentak Pak Wilson.
“Perbuatan apa? Saya cuma berjalan kok, Pak,” ucap Joella dengan santai.
“Masa kamu tidak lihat jejak pasir yang kamu tinggalkan?!” lanjut Pak Wilson.
“Oh itu, saya baru sadar, Pak,” jawab Joella tanpa merasa bersalah.
“Karena kamu sudah mengotori kelas, bapak hukum kamu membersihkan lantai kelas dan pergi ke guru BK,” perintah Pak Wilson.