The Cotton Candy Forest
by Alaina Nirwasita Inessa
Diterbitkan 2019
Disunting oleh Maylia Erna & Farah
Novella, 88 halaman
dalam Bahasa Indonesia
ISBN: 978-623-92423-3-6
-
Leina, Febrissa, dan Calya, tiga orang sahabat yang merencanakan liburan ke Rainbow Waterfalls, tempat kesenangan mereka. Namun, rencana liburan itu rusak karena mereka harus menaklukkan Beaster, monster mitologis jahat yang mengancam kehidupan di dunia! Dengan bersenjatakan tombak emas pemberian Cloudy, sahabat mereka, mereka berangkat untuk menaklukkan Beaster. Namun, Sang Beaster ternyata menyimpan sejarah kelam tentang kaum manusia…
Novella debut milik Alaina ini mengangkat tema girl power! dan pertemanan perempuan melawan makhluk kegelapan.
-
Sedikit yang percaya bahwa negeri di balik awan memang ada keberadaannya. Rainbow Mountain adalah salah satu satunya. Sebuah negeri ajaib yang penuh sihir dengan gunung kecil di atas awan.
Semua makhluk yang tinggal di sana selalu merasa bahagia, tentram hidup berdampingan. Pusat kota menjadi sorotan. Air terjun berbagai warna tampak mencolok. Begitu kontras dengan mayoritas hijaunya pepohonan. Menambah keindahan yang menjadi ciri khas tempat ini. Tak sedikit yang kerap berkomentar bahwa air terjun itu seolah menyimpan magis yang mengunci perdamaian.
Keajaiban yang mengelilingi Rainbow Mountain tidak hanya di air terjunnya saja. Lembah yang tiap pekan dilintasi garis pelangi membuat siapapun tercengang. The Sweet Rainbow, atau yang juga disebut The Rainbow Valley, menjadi favorit orang-orang di sana karena pelangi yang muncul dapat dipetik kemudian dimakan. Ketika dicecap, ada rasa sedikit asam juga manis oleh taburan butiran gula.
Jika akhir pekan dirasa membosankan atau pelangi sedang enggan muncul, tanah terbuka dengan semak-semak penuh bunga dan hamparan rumput yang ditumbuhi pohon peneduh rindang berwarna cokelat sering dijadikan pilihan. Tikar-tikar akan banyak digelar, dipenuhi orang-orang berpiknik di atasnya. Ada yang sebatas menikmati pemandangan; atau memerhatikan Pegasus dengan rambut dan sayap pelangi yang diajak berkeliling oleh penduduk The Village of Rainbow, tempat para kuda bersayap itu dirawat.
Leina Winters, Febrissa Aluna, dan Calya Selyn adalah tiga anak dari begitu banyak penduduk Rainbow Mountain yang sering melewatkan akhir pekan di sana. Mereka sering disebut dengan ‘Tiga Sekawan’.
Leina Winters, gadis berperawakan kecil dan selalu menggunakan kacamata bulat, dikenal sebagai kutu buku oleh teman-temannya di sekolah. Diantara Ketiga sekawan itu, Leina paling disukai oleh semua guru karena kepandaiannya. Ia hapal semua pelajaran di luar kepala, terutama Ilmu Pengetahuan Alam. Leina senang mempelajari dunia hewan dan tumbuhan. Rambutnya yang cokelat lurus, biasanya dikepang dua. Kulitnya putih bersih, sementara iris matanya biru cemerlang. Satu–satunya kekurangan Leina adalah pemalu, mudah kaget dan gampang takut. Selain itu kepribadiannya yang lemah, mudah menyerah, karena Leina pernah mengalami trauma.
Anggota tiga sekawan yang lain adalah Febrissa Aluna. Febrissa sangat gemar berolahraga. Tubuhnya ramping dan lentur. Rambut ikalnya lebih sering digerai, kecuali ketika berolahraga. Kulitnya sawo matang dan sama terlihat seperti warna iris matanya yang cokelat muda. Febrissa adalah penyayang binatang dan sangat menyukai petualangan, selain itu ia memang sangat pemberani. Sayangnya gadis ini keras kepala dan mudah naik darah.
Yang terakhir adalah Calya Selyn. Jauh berbeda dengan kedua temannya, Calya memiliki badan besar dengan bentuk muka yang tembam dan iris mata hijau kecil. Sikap Calya yang lucu dan murah hati, membuat ia tetap berhasil bergabung, dan seluruh teman sekelas sama sekali tak ada yang keberatan dengannya. Tetapi terkadang, Calya menjadi benar-benar pelupa. Ia mudah melupakan sesuatu, terutama jika sudah berhadapan dengan makanan-makanan favoritnya. Soda, lollipop, keripik kentang, kentang goreng. Itu adalah makanan kesukaaan Calya. Ada satu ciri khas yang membuat Calya sangat mudah dikenali, yaitu: rambut pendeknya yang hampir selalu dikuncir setengah.
Tapi, walaupun berbeda perilaku dan sifat, semua kekurangaan dapat ditutupi dengan bekerja sama. Bersama, mereka sempurna dan mampu menghadapi semua rintangan.
Hampir semua anak di Rainbow Mountain bersekolah di Rainbow Mountain International School. Dan saat ini sekolah mereka sedang liburan musim panas.
“Hei! Leina, Febrissa, maukah kalian mendiskusikan liburan kita di rumahku!?” Calya berteriak kepada Febrissa dan Leina yang sedang asyik memerhatikan semut-semut di tanah. Semut-semut itu nampak sibuk berlarian hilir-mudik, keluar dan masuk dari lubang super kecil mereka.
“Oki-doki! Kita berlari ke rumahmu, ya,” seru Febrissa dari kejauhan. Ia mengajak Leina bergegas berdiri.
“Oh, baiklah, jika memang harus,” ucap Leina yang masih sibuk memandangi semut-semut itu sambil setengah berdiri. Ia mengibaskan roknya.
Mereka kini terlihat berlari menuju rumah Calya yang jaraknya memang dekat sekali dengan Taman Manis yang banyak dipakai berjualan oleh pedagang makanan. Banyak sekali yang menjajakan makanan serba manis, di sana. Calya merasa beruntung tinggal di dekat taman ini karena ia sangat menyukai makanan apapun yang serba manis. Semua jenis penganan manis di taman itu lengkap dalam berbagai varian rasa yang bisa mengandung berkilo-kilo gula dan membuat Calya semakin tembam dan gendut.