Anatomi Gangguan Keamanan
by Tjuk Sugiarso
Akan diterbitkan Desember, 2023
Disunting oleh Maylia Erna Sutarto
Nonfiction, 744 halaman
dalam Bahasa Indonesia
-
Pembangunan nasional pada hakekatnya adalah proses perubahan sosial yang terencana untuk mencapai cita-cita bangsa. Namun, perlu disadari bahwa setiap pembangunan memiliki banyak potensi gangguan. Dalam buku Anatomi Gangguan Keamanan ini menjelaskan bagaimana suatu bangsa melihat piramida masalah dalam tiga lapis gangguan keamanan.
Perjuangan mencapai cita-cita Indonesia tentu tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Negara-negara maju pun dalam mencapai cita-cita mereka harus melalui perjuangan ratusan tahun bahkan ribuan tahun. Tetapi, patut disyukuri bahwa Indonesia ternyata mampu mencapai cita-cita lebih cepat dari negara maju tersebut. Hal ini dapat terjadi karena adanya proses revolusi (perubahan cepat), akselarasi (percepatan), alih teknologi, alih manajemen, dan semangat kebangsaan. Meskipun lebih cepat, tetapi juga bukan hal yang singkat. Ungkapan-ungkapan visi ke Adepan seperti trisakti (era ’60-an), lepas landas (era ’80-an), Indonesia 2030 (bonus demografi), Indonesia 2045 (seratus tahun kemerdekaan), adalah peta jalan (road map) untuk menyemangati dan menginspirasi.
Memahami masalah melalui metode sisem berpikir gunung es dapat membantu pegemban tugas negara menyadari adanya bahaya yang mengendap di balik negeri aman dalam perjuangan bangsa dalam menghadapi tantangan untuk mengatasi keadaan yang terjadi dari masa ke masa. Perlu disusun suatu strategi jangka panjang untuk mengeliminasi potensi gangguan keamanan. Endapan masalah pembangunan yang menjadi lahan subur bagi berkembangnya akar-akar gangguan keamanan, diperlukan suatu penataan pembangunan secara sistematis, tanpa reaktif apalagi represif melalui metode konstruktif.
-
1. Indonesia Sebagai Negeri Aman
Suatu kondisi dalam negara yang aman dapat dilihat dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Masyarakat bekerja dengan penuh konsentrasi pada bidangnya, tidak terganggu oleh keadaan-keadaan sekeliling yang menghambat pekerjaannya. Rasa aman mengandung arti bahwa semua orang merasa dalam keadaan sangat baik, tidak ada gangguan yang berarti, tidak ada bencana alam, dan tidak ada kerusuhan, sehingga kegiatan sehari-hari masyarakat berjalan lancar. Toko-toko, pasar-pasar, sawah-sawah, pabrik-pabrik semua sibuk dengan aktivitasnya dan menghasilkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Oleh karena itu perekonomian nasional menjadi berkembang positif dan menghasilkan pendapatan negara yang terus meningkat. Kegiatan perjalanan, gerak pindah orang, maupun barang, berjalan dengan lancar tanpa gangguan yang menghambat. Jadwal, dan pelayanan transportasi umum, seperti: perjalanan kereta api, penerbangan, selalu tepat dan lancar.
Penggunaan kata “negeri” dimaksudkan untuk lebih mengarah kepada keadaan masyarakat dalam suatu negara (Indonesia). Istilah ini lebih mengacu kepada sikap mawas ke dalam atau inward looking. Penggunaan kata negeri tersebut seirama dengan penggunaan istilah kementerian dalam negeri atau keamanan dalam negeri yang mirip juga dengan kosa kata dalam bahasa Inggris “domestik”. Juga sejiwa dengan lirik lagu wajib “padamu negeri”.
Tentang Penulis
Penulis adalah Purnawirawan Polri sejak tahun 2010. Jabatan terakhir adalah Deputi Kapolri bidang Perencanaan dan Pengembangan setelah sebelumnya menjabat sebagai Deputi Kapolri Bidang Sumber Daya Manusia. Jabatan-jabatan sebelumnya sepanjang karir ditempuh melalui berbagai fungsi operasional, Staf, Kewilayahan dan Pendidikan. Karirnya merentang dari Inspektur Polisi sampai Inspektur Jenderal Polisi. Pendidikan berjenjang dari Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata RI) Lulus tahun 1974 sampai Sesko ABRI (gabungan) tahun 1996. Pendidikan luar negeri antara lain the Police Staff College, Bramshill, Inggris, 1986. Kompetensi akademik dibidang ilmu kepolisian (S1-1982) dan Manajemen (S2-Master of Business Administration-1992).