Diary Angel
by Valeriena Saskia Nadiva
Diterbitkan 2020
Disunting oleh Maylia Erna
Novella, 66 halaman
dalam Bahasa Indonesia
ISBN: 978-623-7716-27-3
-
Angel merasa kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya sejak si kembar lahir. Ia percaya bahwa tidak ada lagi cinta di rumah untuknya.
Namun benarkah kasih sayang orang tua itu terbagi-bagi?
Diary Angel akan memberikan jawabannya.
-
“Duh, Dik jangan gitu dong, tugas kakak jadi berantakan nih,” ucap Angel dengan kesal kepada salah satu adiknya yang bernama Melly karena telah menghancurkan karya seninya. Kertas gambar yang baru saja ia warnai telah sobek menjadi dua bagian. Padahal ia sudah menggambarnya selama 3 jam dan esok harus dikumpulkan.
Karena kesal, Angel pun mencubit tangan adiknya.
“Huwaaa.....hiks, hiks.” Melly menangis setelah dicubit kakaknya, Angel.
“Awas kamu ya kalau enggak diem, aku cubit lagi,” Ancam Angel kepada adiknya yang justru membuat suara tangisan Melly semakin kencang.
Dari arah dapur, mama mendengar suara tangisan Melly. Mama pun langsung mematikan kompor dan meninggalkan nasi gorengnya begitu saja lalu segera berlari ke ruang tamu.
“Angel, kamu apakan adikmu sampai menangis begitu?” tanya Mama.
“Dia hancurin karya seniku, Ma,” kata Angel sambil menunjuk adiknya dengan kesal.
Mama menghampiri Melly yang masih menangis.
“Dia kan masih kecil, mana mungkin dia tahu.”
“Habisnya aku kesal! Ya aku cubit dia. Salah sendiri merusak karya seniku.” Suara Angel semakin meninggi.
“ANGEL! kamu sudah keterlaluan sama adikmu,” ucap Mama dengan mata sedikit melotot. Sementara itu di sudut lain ruang tamu, adik kedua Angel yang bernama Mellany sedang asyik memukul-mukul pensil dan pulpen Angel ke lantai. Melihat adik yang satunya juga merusak pensilnya, Angel semakin kesal. Ia menghampiri adiknya dan merebut pensil dan pulpen miliknya. “Kamu itu nakal banget sih, ini punya kakak!”
Karena kaget, Mellany pun ikut menangis.