4 penulis & komikus anak mendapatkan penghargaan IWEC Creative Awards 2024
Jakarta, 27 Mei 2024 – Satu dekade Indonesia Writing Edu Center (IWEC) berkarya, akademi literasi itu menggelar sebuah penghargaan kreatif tahunan yang memberikan penghargaan kepada para talenta anak, remaja dan dewasa untuk prestasi mereka dalam penulisan kreatif dan komik.
Empat dari 24 penulis dan komikus mendapatkan penghargaan IWEC Creative Awards 2024 atas karya-karya orisinal mereka. Dua dari kreator itu adalah Nur Azizah Fahira Putri dan Renata Maysani Vondro, alumni IWEC Academy yang telah meluncurkan dan mendistribusikan buku solo mereka ke seluruh toko buku nasional! Sementara Arshya Pranaya dan Michelle Clarisa Willianto, masih menempuh edukasi literasi mereka di IWEC. Mereka semua sedang giat meramu karya buku mereka berikutnya.
“Thank you to all my parents and teachers in IWEC for supporting me,” ungkap para pemenang di speech penerimaannya.
“Harapan kami IWEC Creative Awards menjadi ajang yang mampu menunjukkan dan membuktikan kepada dunia bahwa anak-anak Indonesia mampu menghasilkan karya secara original dengan kemampuan mereka sendiri yang telah ditempa dalam program IWEC. Sehingga mengeliminasi adanya praktik plagiarisme yang disebabkan hanya karena kurangnya melatih diri untuk menulis,” yang disampaikan Maylia E. Sutarto, Founder sekaligus CEO IWEC, dalam pidato pembuka. “...[M]elalui penghargaan ini pula, kami berharap IWEC dapat menjadi poros penggerak dunia literasi anak-anak dan remaja.”
IWEC didirikan untuk mengasah kemampuan anak-anak dalam menyampaikan isi pikiran dan hati mereka kepada dunia, dan mendorong mereka untuk berani berkarya.
“Dunia penulisan bukan hanya milik dari orang-orang dengan anugerah yang sering disebut sebagai bakat, tetapi penulisan sangat bisa dilakukan oleh siapapun dengan cara mempelajari dan berlatih setiap waktu. Itulah sebabnya, membudayakan menulis bisa dimulai … oleh siapa saja dengan usia berapa pun,” tambah CEO IWEC.
Karena IWEC Academy mengusung dua program unggulan yaitu Penulisan Kreatif dan Komik Kreatif, maka mereka membuat dua kategori nominasi untuk masing-masing program. Keempat kategori nominasi ini bertujuan untuk mengapresiasi perkembangan cerita signifikan yang dibuat oleh setiap siswa dari level pertama hingga terakhir atau Advanced Project dalam progres belajar mereka di IWEC.
Semua pemenang telah menunjukkan progres yang cukup signifikan, dibangun oleh hasrat dan keinginan mereka sendiri untuk bertumbuh, serta dukungan dari lingkungan sekitar mereka yang tidak pernah kenal lelah.
Nur Azizah Fahira Putri, atau dikenal sebagai Jay, mendapatkan penghargaan Best Visual dalam kategori Komik Kreatif. Kategori ini menilai kemampuan dan keberhasilan mengkomunikasikan cerita dan penokohan melalui penggunaan imaji.
“Selama di Advanced Project, [Jay] sangat percaya diri dan berani untuk mendobrak zona nyamannya demi mengembangkan aspek visual yang lebih baik,” ujar presenter, Miristika Melfri, selaku mentor senior Komik Kreatif. “Ini dibuktikan dari desain tokoh yang unik, ekspresi yang dikembangkan sehingga terasa nyata, serta fleksibilitas dalam menggambarkan gestur, background, perspektif angle, dan penggunaan panel.”
Arshya Pranaya meraih penghargaan Best Story dalam kategori Komik Kreatif. Kategori ini menilai cerita siswa dari struktur alur cerita hingga pengembangan karakter.
“Orisinalitas karya Arshya sangat konkret dan saat membangun alur cerita tidak membutuhkan perombakan oleh mentor. Arshya merangkai alurnya secara mandiri,” komentar Gabriel Martin, presenter selaku mentor Komik Kreatif. “Pemahaman alur dan konsep ceritanya membuat Arshya percaya diri untuk membangun cara penyampaian cerita yang sesuai dengan imajinasinya, baik itu dari struktur panel, narasi, dialog, dan pengembangan emosi yang baik. Dia berhasil mengeksekusi ide tersebut menjadi cerita yang masuk akal dalam media komik yang mudah dipahami.”
Renata Maysani Vondro mendapatkan penghargaan Best Concept dalam kategori Penulisan Kreatif. Kategori ini menilai konsep cerita, dari pembentukan lingkungan hingga keutuhan rangkaian cerita.
“Dengan riset yang mendalam, Renata berani bereksperimen dengan multi-konsep cerita dan mengangkat isu eco-space parable serta hubungan emosional yang tidak mengikuti tren,” komentar Fairuza Hanun, presenter selaku mentor senior Penulisan Kreatif. “Dia mengeksekusi cerita ini dengan struktur alur yang tidak umum; world building ceritanya yang bukan sekadar latar belakang, tapi juga memiliki kesinambungan dengan cerita; dan pengembangan penokohan yang paralel dengan alur cerita.”
Michelle Clarisa Willianto meraih penghargaan Best Narrative dalam kategori Penulisan Kreatif. Kategori ini menilai narasi cerita berdasarkan bagaimana ide, gagasan, dan pemikiran penulis berhasil disampaikan dalam cerita kepada pembaca.
“Progres Michelle … [d]ibuktikan dengan bagaimana Michelle mampu menerjemahkan imajinasi dan pikirannya menjadi tulisan yang mudah dipahami dan konsisten,” ucap Nabila Tabita, presenter selaku mentor Penulisan Kreatif. “Selain itu, dengan gaya menulis yang supel, Michelle juga berhasil mengembangkan dan mengolah kosakata dan struktur kalimat menjadi tulisan yang efektif. Kemampuannya dalam mengolah kosakata, memicu keingintahuannya untuk mengeksplor seluk beluk dan arti kata, sehingga dia mampu menyampaikan informasi dengan cara implisit maupun eksplisit.”
“Kompetisinya cukup ketat,” kata Fairuza Hanun yang merupakan lead dari tim program IWEC. “Sejujurnya, kami kesulitan memilih siapa yang akan mendapatkan penghargaan kali ini. Dan bukan berarti mendapatkan penghargaan itu artinya mereka paling bagus, karena semuanya sangat terampil dan otentik. Tapi di momen ini, dengan progres yang mereka tunjukkan saat ini, mereka menunjukkan keunggulan mereka di antara lain. Ada keunikan yang memiliki potensi untuk dikembangkan.”
Para nominator lain tidak kalah keren; mereka memiliki potensi besar dan terdorong untuk mengasah karya-karya mereka. Mereka adalah Anandra Javier Kusuma, Darrell Adya Ananta, Kalya Shadra Atharunnisa, Nur Azizah Fahira Putri, Wisella Puteri Kemal, Dayandra Nafisa Adianti, Kalila Anindya Larasati, Keenan Richqi Sopian, Kiyora Menrva, Yumna Khairunnisa Bayti, Adeline Imami Maharani, Bumi Arjuna Jenie, Jamie Lie, Kirara Vidya, Shafa Nirwasita Solin, Adena Leia Syahraki, Alexa Denzell Tan, Ayasofya Salikin, Nadyameeta Joanna Barus, dan Vemmy Erwidianti.
Malam penghargaan itu diselenggarakan di hari Minggu 26 Mei 2024, pukul 18.30 WIB, di GoWork Fatmawati, Jakarta Selatan.
IWEC Memperjuangkan Literasi Anak Bangsa
Berlokasi di Kemang, Jakarta, Indonesia Writing Edu Center (IWEC) adalah akademi literasi dan penerbitan independen untuk pengembangan literasi dan pendidikan bagi masyarakat Indonesia. Dengan kurikulum progresif dengan pedagogi terinspirasi dari Montessori dan pengalaman Ibu Maylia Sutarto saat meng-homeschool anak-anaknya, IWEC menawarkan rangkaian program bimbingan yang berdedikasi dan terperinci dalam Graphic Storytelling, Academy Writing, dan Creative Writing untuk segala usia. Selain program kelas reguler, mereka juga menyelenggarakan workshop dan seminar — salah satunya, Heart2Heart, yang mendatang adalah seputar mental health dan komunikasi dalam keluarga!
“Dalam kurun waktu 2013 hingga sekarang, IWEC selalu membuka diri, berbenah, dan berinovasi baik pada kurikulum sekaligus program pendukung lainnya yang bertujuan untuk meningkatkan awareness terhadap kemampuan linguistik pada anak-anak Indonesia,” sampaikan Maylia E. Sutarto (Founder & CEO).
Cari tahu tentang IWEC lebih lanjut di www.iwecindonesia.com atau Instagram mereka @iwecacademy dan @iwecpublishing.